Rosehearts, band hardcore asal Cipanas, Cianjur, kembali dari hiatusnya setelah vakum nyaris enam tahun. Pada Oktober 2022, band yang beranggotakan, Arief (vokal), Adi (gitar), Rendy (bass) , Yunus (drum) dan Gozien (gitar) ini melansir single “Resist.”
Mengusung energi dari band-band semacam Counterparts, Comeback Kid, Heart In Hand, hingga Knocked Loose, Rosehearts telah menyiapkan single ini sebagai materi E.P. Life Cycles yang akan segera mereka tuntaskan.
Dalam proses pembuatan lirik single “Resist” ini, seluruh personel terlibat. Lagu ini terlahir dari keresahan mereka dalam melihat situasi dan kondisi saat ini yang makin tidak terkendali serta dipenuhi penindasan.
“Resist” bercerita tentang penolakan dan perlawanan terhadap sesuatu yang dirasa sudah tak bisa diterima lagi oleh akal sehat. Tekanan, penindasan, dan ketidakadilan tak lagi dapat ditolelir.
Kegelisahan ini juga terpaut erat dengan kondisi ekosistem musik Cipanas-Cianjur yang mendapat banyak hambatan.
“Susah banget untuk mewujudkan keinginan buat manggung. Perlawanan teman-teman yang terus bergerak dari bawah tanah masih berlanjut, meski perizinan sulit karena semua harus pakai uang dulu,” kata Arief, mewakili teman-temannya.
“Resist” sekaligus menjadi pernyataan Rosehearts bahwa mereka dan ranah musik ekstrim di sekitarnya bakal bertahan dan menjaga kreatifitas.
“Kreatifitas itu enggak bisa dibatasi, dihalangi tembok. Engak ada alasan buat kita untuk berhenti,” katanya.
Single ini memakan waktu sekitar sebulan produksi. Sedangkan pembuatan single serta E.P yang sedang diproses pengerjaannya sepenuhnya dilakukan di home studio Aliansi Records, Cipanas-Cianjur, dengan bantuan Paris “Revive” dan Adam Avel “Revive” dari Aliansi Records.
Kolektif Metaklab
Bagi Rosehearts, musik hardcore merupakan pilihan paling cocok untuk meluapkan pesan dan keresahan yang sama. Pesan dan narasi yang mereka hadirkan melalui hardcore sesuai dengan realita yang sering dilihat dalam kehidupan nyata.
“Dan dari keresahan diri kita masing-masing sebagai personel. Jadi semua yang kita rasain kita tuangkan semuanya di E.P. yang sedang kita garap. E.P. ini sudah dekat, sedikit lagi beres,” ujarnya.
Target Rosehearts cukup memakan energi dan pikiran. Berangkat dari daerah kecil, saat ini yang bisa diupayakan yakni menumbuhkan aktifitas bersama komunitas lainnya. Dengan adanya platform digital dan media sosial, mereka punya harapan untuk dapat menyetarakan kualitas musik dengan band-band kota besar.
“Kita terinspirasi setelah melihat Durga, band Cipanas, yang mulai banyak main di luar kota. Kita punya target pengen tur ke luar kota, luar provinsi. Bisa buat ngenalin karya, karena kalau cuma di platform digital kurang kerasa. Selanjutnya buat nambah jejaring,” kata Arief.
Dari Cipanas, mereka juga memantau perkembangan kolektif hardcore di kota lainnya. Jika Bandung sedang hangat dengan New Wave Hardcore-nya, Cipanas juga lagi bangkit.
Melalui kolektif Metaklab bersama genre lainnya, Rosehearts menjadi salah satu bagian yang akan ikut menghidupkan ranah musik bawah tanah di Cipanas.
“Metaklab ini banyak menampung antusias, sama dari kolekif lain seperti Tasik, Sukabumi, Bogor, Jakarta. Gigs hampir tiap minggu diusahakan ada. Dari komunitas yang ada bikin acara. Tapi kondisinya tetap sama, lagi susah perizinan,” katanya.
Kolektif ini juga ikut turun menjadi relawan untuk membantu memulihkan daerah mereka yang terkena gempa, 3 Desember 2022 lalu.

Profil
Berawal dari sekumpulan anak muda dalam sebuah komunitas di satu kota kecil, Cipanas, ada Yunus, Rendy, Adi, Denny, dan Aden yang memutuskan untuk membentuk sebuah band karena mempunyai visi dan misi yang sama pada saat itu.
Dengan mengusung aliran musik hardcore dengan sentuhan modern, Rosehearts resmi terbentuk dengan formasi Denny (vokal), Aden (bass), Adi (gitar), Rendy (gitar), Yunus (drum), pada 2016.
Di tahun terbentuknya itu, Rosehearts mulai merilis demo pertama mereka bertajuk “Opium” yang dirilis secara independen melalui situs Bandcamp. Setelahnya, Rosehearts mulai aktif di acara-acara dan gigs Kota Cipanas. Hingga pada akhirnya pada 2018, Denny dan Aden memutuskan untuk keluar dari band karena kesibukannya masing-masing.
Setelah itu, Rosehearts pun hiatus selama beberapa tahun. Pada akhirnya, di tahun 2022 Arief masuk untuk menggantikan posisi Denny di posisi vokal.***