
Pameran Katakan Seni Rupa dengan Cinta: Menguji Afeksi pada Seni

MIKROFON.ID – Dengan telaten, Isa Perkasa menyapu serbuk putih di ruang pamer Galeri Pusat Kebudayaan, Jln. Naripan, Bandung, Selasa, 22 Februari 2022 malam.
Butiran halus yang bertaburan di lantai keramik Galeri Pusat Kebudayaan itu merupakan sisa dari proses perbaikan gedung yang telah dilakukan sejak 2020.
Meski renovasi telah lama rampung, galeri itu nyaris tak diisi kegiatan. Aturan pembatasan selama pandemi telah memaksa seniman menahan karyanya di studio masing-masing.
Proses menyapu dan mengepel dari kegiatan bebersih Isa malam itu bukan bagian dari performance art di pembukaan pameran. Sebagai kurator Galeri Pusat Kebudayaan, perasaan Isa Perkasa bersiap menyambut berbagai pameran pasca pandemi.
Pandemi sudah tak seganas tahun lalu. Saatnya mengumpulkan kembali karya-karya yang lama tersimpan di studio seniman, ke ruang pamer gedung cagar budaya yang selama ini dikenal sebagai gedung pengumpul seniman Jawa Barat dalam berbagai pameran seni.
Beberapa jam sebelumnya, lantai ruang pamer itu diramaikan banyak tokoh yang menghadiri pembukaan Pameran Katakan Seni Rupa dengan Cinta. Senafas dengan semangat Isa untuk menghidupkan kembali seni di GPK, ada 59 perupa yang mengikuti pameran ini.

Pameran “Katakan Seni Rupa Dengan Cinta” yang dihelat 22 Februari-3 Maret 2022 ini diikuti sebagian perupa Bandung yang terpilih kurator. Pemilihan perupa yang terbatas ini dilakukan karena kapasitas galeri. Perupa yang ikut pameran ini cukup beragam karya rupanya, tentu menjadi ciri keberagaman perupa Bandung.
Isa menuturkan, upaya mempersatukan para perupa Bandung Raya ini terhimpun atas kerinduan setelah lebih dari dua tahun Galeri Pusat Kebudayaan ditutup karena pandemi Covid-19 dan renovasi galeri. Perupa Bandung punya kerinduan untuk berkumpul saat ini di ruang galeri yang sudah diperbolehkan lagi dibuka untuk publik.
“Dengan segala kesederhanaan pameran ini kita rayakan penuh cinta dengan seni rupa. Kita selenggarakan pameran ini dengan swadaya seniman secara udunan. Pameran ini sebagai rasa syukur perupa terhadap kembalinya berpameran di galeri rasa baru ini,” ujarnya.

Tekanan
Isa mengatakan, ketangguhan perupa Bandung akan terasa saat mengalami tekanan sosial, politik dan penghidupan dari kesenian.
“Kita mengalami ketidakpastian saat di rumah saja karena lockdown. Banyak event pameran tertunda dan dibatalkan, ketika muncul gagasan pameran online marak digelar oleh galeri dan seniman, ternyata menjenuhkan malah tidak ada gregetnya, nyaris tidak dilirik pasar,” katanya.
Peristiwa ini terjadi di seluruh dunia dan dikeluhkan berbagai pihak terutama pemilik galeri, perupa, kolektor dan kurator. Event pameran membutuhkan ruang galeri nyata, karena seni rupa perlu diapresiasi langsung oleh publiknya. Interaksi visual secara langsung ada ruh yang berbeda dengan cara online.

Perayaan cinta untuk seni rupa tentu akan timbul dari lubuk hati terdalam para perupa. Kesetiaan terhadap seni rupa sedang diuji saat ini.
“Kita perupa butuh pengakuan cinta, eksistensi perupa tentunya harus membuktikan karyanya diapresiasi dalam pameran. Kesenian seni rupa harus hidup, maka kesenian harus dihidupi tetapi kesenian juga bisa menghidupi. Banyak jalan untuk menempuh itu dilakukan perupa saat medan seni rupa sedang sehat,” ujarnya.
Isa menambahkan, kini ujian mencintai seni rupa sedang terbelenggu oleh Covid-19 karena ada tantangan disiplin berkarya atau malas berkarya. Kegiatan pameran pun makin sulit diselenggarakan, pasar seni rupa juga makin terseok bagi kebanyakan perupa. Lalu, hari ini muncul varian baru Covid Omicron yang mencemaskan.

GPK
GPK sangat memberikan andil besar pada gerakan perubahan seni rupa di Bandung. Sebagai galeri yang mempersatukan para perupa dari berbagai disiplin seni rupa, pameran perdana di GPK ini merupakan perupa yang cukup konsisten dengan kecenderungan bahasa rupanya yang dipilih kurator.
Perupa Bandung masih memiliki cinta. Tumbuhnya aktifitas seni rupa di saat situasi covid 19 membangkitkan perupa yang masih tangguh bertahan memperjuangkan dengan caranya masing-masing.
Kreatifitas perupa tidak terbelenggu oleh situasi ini. Aktifitas berkesenian makin menjamur dimana-mana hingga pelosok Jawa Barat. Proses kreatif ini memunculkan kerinduan berkumpul dan pameran dalam galeri, sehingga semakin intim akan lahir karya yang luar biasa.
“Ini menandakan seni rupa memiliki kekuatan hidup dan para perupanya semakin bergairah bersama media rupanya melawan sepi. Lampu di dalam ruang studio dan galeri harus terus menyala, gairah perupa harus terus optimis sebagai pembuktian kasih pada seni rupa tak pernah padam,” katanya.

Dalam rangka membangun optimisme, semangat dan produktivitas para seniman dalam menciptakan karya seni yang terpublikasikan pada masyarakatnya, maka Galeri Pusat Kebudayaan menginisiasi pameran bertajuk Katakan Seni Rupa Dengan Cinta.
Cinta dapat dilihat sebagai sebuah energi dan motif dalam meyakini berkarya rupa maupun jalan profesi sebagai seniman. Kendati sejak memasuki era pandemi berbagai profesi terdampak, termasuk profesi seniman, namun dalam kondisi apapun para seniman tetap teguh untuk menjalankan fungsinya dalam masyarakat.
“Pameran ini diharapkan dapat menjadi inspirasi, bahan perenungan atau kontemplasi termasuk hiburan bagi masyarakat umum dari berbagai kalangan sehingga mampu membantu meningkatkan imun masyarakat dalam melewati hari-hari penuh ancaman paparan virus Covid-19,” tutur Isa.

Daftar Peserta Pameran:
- Abdurahman Abro
- Abun Adira
- Ahmad Faisol Imron
- Ahmad Nurcholis
- Akum Swara
- Andiyudha Asfandiyar
- Andreas Camelia
- Anton Susanto
- Ating Sudirman
- Bank Zoel
- Basuki Bawono
- Besti Rahulasmoro
- Cahyadi
- Dadang MA
- Deden Imanudin
- Deden Sambas
- Dedy Sumardi
- Diyanto
- Dodo Abdullah
- Eddy Hermanto
- Edy SWK
- Eris Lungguh
- Erni
- Farida Wahyu
- Firman Lubis
- Gun Sunarya
- Harlan Anggapatra
- Hawe Setiawan
- Heni Haerani
- Irman A Rachman
- Irwan Jamal
- Isa Perkasa
- Iwan Ismael
- Jamil
- Jatnika Dorojatun
- Jessica Wilhelmina
- Jitno Slamet
- Licka
- MHazyanta
- Meyhawati Yuyu
- Mola
- Nandang Gawe
- Nurlita
- Olla Manelo
- Pega Gunawan
- Prabu Perdana
- Raditia Siboro
- Rahmat Jabaril
- Rendra Santana
- Rosid
- Rudi ST Darma
- Setiyono Wibowo
- Taat Joeda
- Teddy K Wirakusumah
- Toni Antonius
- Toni Masdiono
- Wisnu
- Yoyo Hartanto
- Yus R Arwadinata.***
Tinggalkan Balasan