Pameran ‘Guyang’: Momen Seniman Benamkan Diri dalam Explorasi Cat Air

Griya Seni Popo Iskandar mempersembahkan Pameran “Guyang”, sebuah pameran yang menampilkan 29 karya seniman-seniman muda. Foto” Griya Seni Popo Iskandar.

MIKROFON.ID – Griya Seni Popo Iskandar mempersembahkan Pameran “Guyang”, sebuah pameran yang menampilkan 29 karya seniman-seniman muda yang memiliki minat dan kecenderungan cat air sebagai medium ekspresinya.

Pameran yang digelar 1-10 Maret 2021, di Griya Seni Popo Iskandar, Bandung itu diresmikan oleh Seniman dan Ketua Kolcai Chapter Bandung, Yus R. Arwadinata.

Melalui pengantar kurasi Pameran “Guyang” ini, Anton Susanto menuturkan, pameran ini terinspirasi dari pengalaman manusia saat ini; saat rem darurat ditarik karena situasi pandemi yang kemudian memberi jeda kepada setiap manusia untuk memaknai ulang tentang hidup yang dijalani saat ini.

Lalu, dilakukan siasat-siasat baru dalam menjalani dan menghayati kehidupan dengan cara yang bisa jadi sangat berbeda dari masa sebelumnya.

Pameran “Guyang” memberikan tawaran kurasi bagi para senimannya untuk lebih melihat ke dalam diri setiap seniman tentang hal-hal apa yang menjadi perhatian setiap seniman. 

“Guyang diambil dari bahasa Sunda yang artinya membenamkan diri.  Jadi, dalam pameran ini, setiap seniman ditantang untuk menyelami segala sesuatunya sehingga ia tidak terjebak pada hal yang bersifat sekedar permukaan.  Termasuk dengan kecenderungan medium cat air yang ditawarkan dalam pameran kali ini,” tutur Anton.

Griya Seni Popo Iskandar mempersembahkan Pameran “Guyang”, sebuah pameran yang menampilkan 29 karya seniman-seniman muda. Foto” Griya Seni Popo Iskandar.

Benam Diri

Dalam satu tahun terakhir, seluruh aspek kehidupan manusia di bumi mengalami perubahan drastis dalam waktu bersamaan seiring kehadiran pandemi akibat mengglobalnya penyebaran virus COVID-19 secara masif di berbagai belahan bumi.

Peralihan yang drastis ini memberikan efek goncangan yang sangat signifikan. Perubahan perspektif dan perubahan nilai menjadi salah satu penanda yang paling mengemuka.

Proses perubahan ini memberikan ruang dan waktu dalam memaknai kembali kehidupan dan berbagai aspek yang dilingkupinya, termasuk dalam proses kreatif dan kecenderungan dalam seni rupa.

Melalui pengalaman tersebut, kata Anton, pameran ini mengajak para senimannya untuk menghayati dan memaknai kembali ekspresi seninya dengan pendekatan teknik dan medium cat air.

Pameran ini mengambil judul sekaligus tema “Guyang”. Guyang diambil dari istilah dalam bahasa Sunda yang artinya adalah membenamkan diri dalam cairan.

“Istilah ini dipilih karena memiliki asosiasi yang cukup relevan dengan tradisi melukis dengan cat air yang sangat erat hubungannya dengan unsur air dan basah. Bahkan pelukis yang sedang berkarya dengan cat air sering menggunakan istilah ‘sedang main air’,” ujarnya.

Griya Seni Popo Iskandar mempersembahkan Pameran “Guyang”, sebuah pameran yang menampilkan 29 karya seniman-seniman muda. Foto” Griya Seni Popo Iskandar.

Penjelajahan Tema

Aktivitas bermain air ini pula yang memiliki korelasi dengan aktivitas guyang. Melalui “Guyang” sistem kurasi pada pameran ini menawarkan konsep kontemplasi dan eksplorasi bagi para seniman yang terlibat dalam proses kreatifnya.

Tema “Guyang” ini menjadi sebuah konsep bagaimana para seniman melakukan proses kreatifnya dengan medium cat air. Setiap seniman membenamkan dirinya dalam setiap pencarian gagasan dan pencapaian estetiknya, tidak berjarak dan tidak terjebak pada hal yang sifatnya permukaan saja.

“Guyang” merupakan sebuah aktivitas dan pengalaman personal meskipun dapat dilakukan secara komunal. “Guyang” bukan sekadar cipratan, bukan sekedar basah, tetapi benar-benar basah karena masuk dan membenamkan diri pada pencarian estetik dan gagasan.

Pameran Guyang membebaskan para seniman untuk melakukan penjelajahan tema dan kecenderungan teknis serta visual pada setiap karya yang disertakan. Yang menjadi batasan adalah hanya menggunakan media cat air saja di atas bidang kertas dengan ukuran yang sudah ditentukan.

“Hal ini bertujuan agar pencapaian artistik dan estetik hasil eksplorasi menjadi lebih intensif dan optimal. Guyang bukanlah sebuah peristiwa dan proses yang instan, maka dari itu guyanglah dengan saksama. Selamat berapresiasi dan enjoy the guyang moments!” ujarnya.

Griya Seni Popo Iskandar mempersembahkan Pameran “Guyang”, sebuah pameran yang menampilkan 29 karya seniman-seniman muda. Foto” Griya Seni Popo Iskandar.

Laboratorium Cat Air

Dalam pameran yang menjadi program pameran pembuka di tahun 2021 ini, Griya Seni Popo Iskandar bekerja sama dengan kolektif seniman yang memiliki kecenderungan medium ekspresi pada medium cat air.

GSPI sebagai pewaris dari pemikiran dan spirit Popo Iskandar yang memiliki minat yang sangat tinggi dalam hal pendidikan juga pengembangan karir kesenimanan, maka GSPI senantiasa membuka ruangnya bagi proses laboratorium dan inkubasi bagi berkembangnya embrio-embrio kesenimanan juga kecenderungan kesenian pada masa kini dan mendatang.

Dengan spirit tersebut, melalui proses persiapan dan kurasi selama hampir tiga bulan terakhir, maka inilah ke-29 karya hasil proses kreatif para seniman belia dalam merespon tema kurasi yang ditawarkan yaitu “Guyang”.

Dengan batasan kurasi pada medium cat air, diharapkan melalui pameran ini akan berkembang ekplorasi gagasan maupun teknik dalam dunia seni rupa khususnya pada medium cat air.

Griya Seni Popo Iskandar mempersembahkan Pameran “Guyang”, sebuah pameran yang menampilkan 29 karya seniman-seniman muda. Foto” Griya Seni Popo Iskandar.

Cat air sendiri merupakan sebuah medium yang unik dan memiliki ciri khas yang sangat kuat. Seperti halnya medium ekspresi lain, cat air menawarkan keasyikan sekaligus tantangan bagi para senimannya untuk menghasilkan citraan gagasan yang memiliki kekuatan.

“Semoga program ini menjadi energi bagi para seniman yang berpartisipasi untuk proses-proses kreatif selanjutnya, juga menjadi inspirasi dan hiburan bagi para penikmat seni di mana pun berada,” tutur Anton.

Ketua Pelaksana Pameran “Guyang”, Muammar Haikal Gibran mengatakan, pameran ini merupakan pameran yang secara inisiatif dilaksanakan oleh seniman muda yang khususnya memiliki ketertarikan diri dengan media cat air.

 “Guyang” merupakan titik awal seniman untuk mengguyangkan diri untuk menyelami diri atau lingkungan sekitar lebih dalam. Dalam hal ini seniman memulai untuk mengakrabkan diri dengan air yang menjadi elemen penting pada cat air.

Ia berharap melalui pameran ini peserta seniman ataupun pecinta seni menemukan sesuatu yang berharga, karena seni menawarkan agar hati atau perasaan manusia menjadi bahagia.

“Dan melalui cat air saya berharap dapat menjadi salah satu jalan dalam memurnikan jiwa manusia, khususnya kami para seniman dan juga para penikmat seni, terlebih ketika kehidupan terasa lebih pelik selama setahun terakhir karena pandemi,” ujarnya. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

%d blogger menyukai ini: