Micro Views, Eksibisi Minimalis Penuh Estetika ala Komunitas Seni Santri
Micro Views, Eksibisi Minimalis Penuh Estetika ala Komunitas Seni Santri
Komunitas Seni Santri (KSS) menggelar pameran bertajuk Micro Views, di Galeri Sanggar Olah Seni, Babakan Siliwangi, Kota Bandung, 8-21 Juli 2023. Pameran grup yang melibatkan banyak seniman ini menampilkan puluhan karya dengan ukuran dan dimensi yang kecil, namun tetap bisa dinikmati estetikanya.
Puluhan gambar berukuran sekitar 5×5 sentimeter, serta karya 3 dimensi dengan ukuran yang tak lebih dari 5×5 sentimeter dipajang. Seluruhnya memiliki cerita menarik dari masing-masing seniman.
Berkunjung ke pameran ini seperti mendapat pengalaman baru. Jika biasanya dalam sebuah pameran, kita melihat karya atau instalasi dengan dimensi besar, kali ini kita menikmatinya dalam bentuk yang bisa dikatakan sangat kecil.
Meski begitu, detail komposisi dalam karya-karyanya masih sangat diperhatikan. Bukan hal mudah membuat karya dengan medium yang sangat kecil ini.
Kurator pameran, Wildan Febry Akbar dalam catatannya menulis, pameran ini merupakan respons bahwa praktik seni bukan sebatas kemampuan teknis dan kerja praksis semata.
Menurut Wildan, pameran ini merupakan bingkai kesadaran, tentang diri seniman beserta sikap dan pengalaman estetiknya. “Tampilan mikro akan berfokus pada hal kecil yang dapat memberi jawaban tentang gambaran besar. Dalam perspektif mikro, detail sangat penting, kemampuan untuk eksplorasi imajinasi dan kreativitas melalui penggunaan media metrik adalah ciri khas dari perspektif ini,” tutur Wildan.
Ia menambahkan, esensi pameran ini hadir untuk mengajak dan membayangkan Micro Views sebagai ruang kerja kreatif untuk mengenali berbagai gejala besar di lingkungan sekitar.
Program inisiasi seni ini mengundang dan membuka peluang keterlibatan seniman dan publik umum, dengan berbagai medium dan lintas disiplin. Ekplorasi inovasi dan kreativitas menjadi motivasi yang mendasari kehadiran program ini.
“Micro Views Exhibition menjawab persoalan kematangan dan spesifikasi karya dalam keterbatasan media dan ruang seni. Sehingga segala kompleksitas seni menjadi terakomodasi dalam ruang yang representatif,” tutur Wildan.***