Melebur Apresiator Modular Synthesizer di Bandung Synth Meet #1

Suasana Bandung Synth Meet #1, di Kopi Kohi, Bandung, Jumat, 23 September 2022. Foto: mikrofon.id.

Lewat agenda mengumpulkan para musisi serta penggemar modular synthesizer dan musik elektronik, Bandung Synth Meet #1 digelar di Kopi Kohi, Bandung, Jumat, 23 September 2022.

Tak lupa, ada penampilan langsung dari Parakuat, Tridatoo dan Avi, serta Mvstekky dan Deathless.

Mereka menyajikan performa dari desain instrumen elektronik berpadatkan sample berlapis: yang mengundang dengung bersenandung, irisan ragam tone bernuansa raw dan industrial, sambil dipandu drum tekno yang unik.

Meski dirancang sebagai acara sederhana bagi para penggemar musik elektronik dan modular synthesizer, komunitas lain dari ranah punk, metal, dan ragam genre lainnya ikut hadir.

Acara ini begitu lengkap dengan adanya workshop dan diskusi mengulas modular synth bareng Deathless Ramz, dan mendalami Elektron Digitakt bersama Nobie Bottlesmoker.

Suasana Bandung Synth Meet #1, di Kopi Kohi, Bandung, Jumat, 23 September 2022. Foto: mikrofon.id.

Inisiator acara, Deathless Ramz, atau biasa dikenal Rembo menuturkan, acara ini memang telah digagas sejak lama. Berawal dari bersepakatnya para pehobi dan pelaku musik elektronik dari grup WhatsApp untuk membuat acara kumpul-kumpul luring sekaligus pertunjukan kecil.

“Bandung Synth Meet ini wacana udah lama. Ngumpulin yang antusias sama synthesizer dan musik elektronik. Synth jadi benang merahnya, tapi maknanya lebih luas dari itu. Kita gathering, ngobrol, talk show membahas gear,” kata Rembo.

Nobie dari Bottlesmoker kebagian menelanjangi perangkat Elektron Digitakt. Produk ini bukan instrumen baru di tengah komunitas. Tetapi dalam lima tahun terakhir begitu lekat dan banyak yang memanfaatkan produk ini.

Elektron Digitakt diandalkan sebagai gear elektronik yang memperingkas cara bermain karena fiturnya yang sudah dinilai mumpuni untuk menyajikan kebutuhan drum cover, synth, sekaligus mengkoneksikan track MIDI yang dihasilkan ke sejumlah perangkat lain termasuk komputer.

Alat ini begitu populer di kalangan musisi seperti Kuntari, Bottlesmoker, HMGNC, dan Deathless sendiri.

Di Bandung Synth Meet #1 itu, Rembo mengisi diskusi mengenal modular synth. Selain buat karya musik, hobi, hingga koleksi, perangkat modular juga banyak berkontribusi untuk mengisi skor latar musik bagi film.

“Modular enggak melulu soal musik, tetapi bisa berperan sebagai sound design, untuk pekerjaan komersial. Misalnya ngisi iklan suara-suaranya dari modular, atau jadi scoring film,” kata Rembo.

Era Analog

Di awal kemunculannya sekitar 1960-an, modular masih berukuran masif, sekira dimensi lemari. Pada 1990-an, bentuk modular bisa disederhanakan. Salah satunya kontribusi Dieter Dopfer yang memperkecil ukuran modular menjadi apa yang kemudian dikenal sebagai standar Eruorack 3 U (rack unit).

Modular synth makin populer setelah digunakan sejumlah musisi. Band asal Inggris, Radiohead sempat menggunakan versi awal analog modular pada pertengahan era 90an.

Rembo menjelaskan, pemanfaatan modular synth sebagai instrumen pendukung saat itu memang belum tergolong mumpuni. Perangkat ini membutuhkan penyokong listrik yang stabil.

Maka, penampilan modular di panggung band Radiohead, misalnya, cenderung belum maksimal karena kerentanan suplai listrik saat dimainkan. Baru setelah modular berformat digital hadir persoalan listrik itu bisa tertangani.

Kemudian perangkat ini semakin lumrah ditemui di panggung-panggung band elektronik. Mick Jagger dan Keith Richards dari The Rolling Stones diketahui sempat memainkan modular meski hanya sebatas hobi.

Suasana Bandung Synth Meet #1, di Kopi Kohi, Bandung, Jumat, 23 September 2022. Foto: mikrofon.id.

Indomodular

Rembo menambahkan, selepas 2010 pengguna modular synth berkembang lebih pesat. Pada 2017, pemain modular synth di Indonesia berkumpul dan akhirnya terbentuk komunitas Indomodular.

“Sebelum 2017 sebenarnya sudah ada yang main, tetapi masih tercecer. Dulu ketika ada, enggak tahu mau beli di mana, pasti harus imopr. Makanya beda-beda cara dapetin modularnya. Produksi modular yang besar itu hasil dari garasi seperti Dopfer, Make Noise, Mutable Instrument, Malekko Heavy Industries, sementara pabrikan ada Roland. Di Indonesia juga udah ada yang bikin,” tuturnya.

Rembo menuturkan, sistem modular adalah instrumen yang hasil akhir desain suaranya sangat tergantung pemainnya. Maka, perangkat pendukung tambahan bakal menyesuaikan teknik dan kebutuhan pemainnya.

“Karena kita sebelum main itu harus bikin planning. Semakin banyak fitur, semakin mahal. Makanya kita enggak bisa sembarangan beli. Semua tergantung konsep dan kebutuhan,” ujarnya.

Suasana Bandung Synth Meet #1, di Kopi Kohi, Bandung, Jumat, 23 September 2022. Foto: mikrofon.id.

Kehadiran Indomodular sebagai ruang bersama para penggemar modular dan synthesizer banyak mengaktifkan serangkaian kegiatan. Di anniversary kelima, mereka menyelenggarakan Festival Alur Bunyi, September 2022, di ruang perpustakaan Goethe-Institut Jakarta yang disulap jadi arena tampil. Sebelumnya acara serupa juga dihelat selama dua hari dalam Festival Future Kulture.

Musisi instrumen modular dan synthesizer dari Indomodular juga ikut terlibat dalam Festival Modular World yang diikuti musisi dari mancanegara dan disiarkan secara online saat pandemi. Musisi elektronik ini juga mengisi sejumlah ruang kecil sekaligus mendukung perjuangan hak warga. Salah satunya di 2022, saat mereka mengisi panggung perlawanan terhadap penindasan dalam upaya mendukung perjuangan warga Dago Elos, Bandung.

Rembo melihat pegiat modular ini semakin ramai. Tak hanya di Bandung, daerah lain seperti Purwakarta pun sudah hadir sejak 2021. Di Sukabumi, antusias pada modular synth juga ikut menggeliat. Indomodular sempat terlibat dalam acara Rackfest bersama Ruang Rupa, di Sukabumi.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

%d blogger menyukai ini: