Galeri Indonesia Kaya bersama Kelompok Sandiwara Miss Tjitjih berkolaborasi dengan Ary Kirana menyuguhkan pertunjukan teater dengan balutan komedi bertajuk “Kuntilanak Mangga Dua.”
Digelar di Auditorium Galeri Indonesia Kaya, Jakarta, Sabtu, 3 Juni 2023, pertunjukan berdurasi sekitar 60 menit ini ramai oleh gelak tawa para penikmat seni yang terhibur dengan komedi khas Sunda yang menjadi ciri khas dari Kelompok Sandiwara Miss Tjitjih.
Pertunjukan “Kuntilanak Mangga Dua” mengisahkan seorang pemuda pekerja keras dan jujur bernama Tisna yang berniat untuk membahagiakan kekasihnya, Acih. Setelah menikah, Tisna dan Acih pun pindah ke Jakarta dan menempati sebuah rumah yang ternyata angker.

Miss Tjitjih
Sejarah didirikannya Kelompok Sandiwara Miss Tjitjih berawal dari seorang gadis asli Sumedang, Jawa Barat, yang bernama Tjitjih. Ia bergabung dengan Opera Valencia yang dipimpin oleh Abu Bakar Bafagih pada 1926.
Tjitjih berparas cantik, kreatif, dan penuh disiplin dalam berkesenian. Sebagai wujud penghargaan terhadap kelompok opera tersebut, pada 1928, Opera Valencia diubah menjadi Miss Tjitjih Tonil Gezelschap.
Kelompok opera yang awalnya berbahasa pengantar Melayu ini kemudian mengubah Bahasa pengantarnya menjadi Sunda.

Dalam pertunjukan “Kuntilanak Mangga Dua” ini, Ary Kirana mendapatkan kesempatan untuk memerankan sosok Acih.
Penyanyi, presenter dan juga penyiar radio ini mendapatkan pengalaman yang menyenangkan dan cukup menantang dalam berkolaborasi dengan Kelompok Sandiwara Miss Tjitjih yang sudah malang melintang sejak lama di dunia panggung seni pertunjukan Tanah Air.
“Dalam pertunjukan “Kuntilanak Mangga Dua” ini, saya ditantang menjadi sosok Acij, seorang perempuan Sunda. Peran ini mengasah kemampuan dalam berimprovisasi tanpa skrip. Semoga kolaborasi kami dapat menghibur dan diterima dengan baik oleh para penikmat seni,” ujar Ary.

Program Director Galeri Indonesia Kaya, Renitasari Adrian menuturkan, kolaborasi antara Ary Kirana dan Kelompok Sandiwara Miss Tjitjih ini merupakan salah satu upaya Indonesia Kaya untuk mengenalkan serta mengingatkan kembali para penikmat seni dengan kebudayaan Sunda yang dibalut dengan sentuhan komedi.
“Selain menghibur, keduanya sukses menyampaikan pesan dan nilai-nilai kebudayaan ke hadapan para penikmat seni. Kami harap, pementasan ini dapat menambah wawasan para penikmat seni tentang ragam kebudayaan yang ada di Indonesia,” tuturnya.

Renitasari menambahkan, Galeri Indonesia Kaya senantiasa menyuguhkan berbagai pertunjukan menarik bagi penikmat seni di akhir pekan.
Pada Juni 2023, Galeri Indonesia Kaya mengajak para penikmat seni untuk memahami tentang keragaman suku dan kebudayaan yang membentang dari ujung barat hingga timur pulau Jawa, dengan mengangkat tema tentang keragaman budaya yang ada di pulau Jawa.
Pada Sabtu, 10 Juni 2023, penikmat seni akan diajak untuk menyaksikan sentuhan kebudayaan Jember dengan pertunjukan bertajuk “Dari Jember Untuk Dunia“ oleh Lingkar Kreatif Independen (Linkrafin).
Linkrafin merupakan sebuah kelompok pemberdayaan karya yang memiliki tujuan untuk memperkaya khazanah budaya dan instrumen kesenian di lingkup industri kreatif.
Dalam pementasan ini, Linkrafin akan akan menampilkan akulturasi budaya melalui musik, tari, dan bahasa, untuk memperkenalkan kota mereka yang tumbuh dalam ruang harmoni keluhuran tradisi dan keagungan imaji.

Di pertengahan Juni, tepatnya pada Sabtu, 17 Juni 2023, penikmat seni akan dibawa untuk bernostalgia dengan pertunjukan bertajuk “Arek Suramadu.“
Pertunjukan ini akan dibawakan oleh tiga seniman asal Jawa Timur, antara lain Nina Tamam, penyanyi yang tenar dengan grup vokal Warna, Mariska Setiawan, seorang soprano, seniman panggung yang juga memerankan sosok Eulis Andjung dalam Serial Musikal Payung Fantasi, dan Kathy Permata, balerina sekaligus seniman panggung dan konten kreator.
Ketiganya akan berbagi kisah dan cerita mengenai tanah asal mereka melalui lagu-lagu yang akan membawa kenangan indah serta sebagai pengingat akan makna perjuangan dalam berkesenian dan berkarya.***