Berangkat dari galeri di Cimahi, Tim Mola Art Gallery tak pernah membayangkan perjalanan mereka menuju Kampung Kerora, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur, akan begitu berat.
Setidaknya saat perjalanan dimulai dari Bandara Labuan Bajo. Dari pelabuhan udara, mereka menempuh jalur darat yang berliku. Moda transportasi yang bisa mengakomodir orang beserta bawaan berupa mobil bak terbuka.
Di satu titik, kendaraan roda empat terhambat. Penumpang harus turun karena medan begitu terjal dengan kontur bebatuan serta tanah. Sesampainya di pinggir laut, malam mulai larut.
Mola begitu khawatir dengan bawaan tim yang setumpuk. Di dalam tas dan kantong-kantong yang mereka boyong, ada berbagai bantuan donasi yang rawan rusak; buku, alat tulis, hingga banyak kanvas.

Di tengah perjalanan malam di atas perahu, rasa was-was mereda seiring tenangnya arus lautan. Perjalanan berat Tim Mola Art Gallery dari Cimahi menuju ke Kampung Kerora, Kecamatan Komodo, itu akhirnya dibayar setumpuk bahagia. Di sana, mereka disambut riang 300 jiwa penghuni pulau indah bagian dari Kawasan Taman Nasional Komodo itu.

Kedatangan Teh Mola dan timnya ini adalah kegiatan Impact Trip bersama Kapal Sekolah Indonesia atau School Boat yang merupakan bagian dari organisasi bidang edukasi Yayasan Perahu Kuning Indonesia.
Kolaborasi Mola Art Gallery dan School Boat ini untuk mengadakan perjalanan yang tidak hanya bertujuan untuk menggali potensi alam Indonesia, namun juga memberi dampak baik untuk sesama. Impact Trip adalah program reguler dari School Boat yang pada kesempatan kali ini menggandeng Mola Art Gallery untuk berkolaborasi.

Persiapan menuju Impact Trip ini dimulai dari perencanaan program yang akan diberikan kepada masyarakat Kerora yang di dalamnya termasuk bagi siswa SDI Kerora. Sebelum keberangkatan, Mola Art Gallery mengadakan charity workshop yang selain bertujuan untuk membagi ilmu berkesenian juga untuk menggalang dana untuk Impact Trip.

Charity workshop ini bekerjasama dengan Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) Cimahi dengan mengadakan pelatihan melukis di atas tas kanvas. Hasil penggalangan dana yang terkumpul kemudian dialokasikan seluruhnya untuk keperluan Impact Trip Kerora.
Bantuan itu berupa pemenuhan buku paket untuk siswa SDI Kerora, kebutuhan alat tulis dan alat lukis, dan juga pemberian filter air untuk warga Kerora. Perumusan program dilakukan setelah berdiskusi dengan Meralda yang merupakan tangan panjang dari School Boat.

Program pertama adalah pemenuhan kebutuhan buku paket untuk siswa-siswi SDI Kerora. Mola Art Gallery percaya jika setiap siswa di manapun berhak mendapatkan kemudahan akses untuk belajar. Kesulitan dalam jarak tempuh yang cukup jauh menjadi salah satu penyebab sulitnya mendapatkan akses buku paket di SDI Kerora.

Program kedua adalah program lanjutan dari School Boat yaitu pengadaan filter air bersih untuk warga Kerora. Kebutuhan filter air menjadi kebutuhan primer warga Kerora yang sulit untuk dipenuhi. Filter air ini meningkatkan kemudahan warga Kerora untuk mendapatkan akses air bersih layak konsumsi. Mola Art Gallery turut berpartisipasi membantu pemenuhan kebutuhan filter air sesuai dengan kuota warga yang ada di Kampung Kerora.

Melukis
Tetapi Mola Art Gallery membawa misi tambahan. Anak-anak Kerora diajak melukis bersama. Dari Cimahi, Mola berbekal kanvas, kuas, dan cat. Buat anak-anak di kampung minim listrik dan hanya bergantung pada panel surya, belajar memadu warna dan menggoreskan imajinasi mereka di atas kanvas bikin senang bukan kepalang.
Ada 36 siswa dari kelas 1-6 SD yang terdaftar di SDI Kerora. Dalam art class ini, Mola mengajak para siswa untuk menumpahkan energinya ke atas kanvas 40×40 sentimeter. Mimpi, cita-cita, harapan dan keinginan ataupun hanya sekedar hal yang sedang ingin digambarkan.

Dalam program artclass ini, Mola dan Mola Art Gallery memiliki keyakinan bahwa menyebarluaskan energi berkesenian bisa dimulai kapan dan di mana saja. Pengenalan dini kepada kanvas, kuas, cat, dan cara memadukan warna cat menjadi pengalaman yang tidak terlupakan bagi siswa SDI Kerora. Setelah kelas seni rupa selesai, Tim Mola Art Gallery menyusun pameran kecil untuk menampilkan seluruh karya yang telah diciptakan oleh siswa SDI Kerora.
“Mini exhibition ini memiliki tujuan yang sama dengan didirikannya Mola Art Gallery yaitu ingin menyebarluaskan seni, mengenalkan seni, dan semangat berkesenian kepada siapapun. Kami menjemputnya, menjemput semangat juga energi berkesenian itu jauh ke Kampung Kerora. Dengan langkah kecil ini, kami ingin siswa SDI Kerora merasa terapresiasi karyanya juga bisa berbangga hati dengan apa yang mereka ciptakan sendiri,” kata Mola.

Tim Mola Art Gallery merasa nyaman dengan penerimaan warga Kerora. Mereka menginap di rumah yang memang disediakan kepala dusun, Pak Basir, untuk para tamu yang berkunjung. Tak ada resor atau hotel di pulau itu. Penginapan mewah untuk menjamu wisatawan ada di pulau seberang.
Sebagai bagian dari Pulau Rinca, Kampung Kerora juga diisi habitat komodo. Warga sekitar hidup sederhana, dengan menggantungkan hidup dari mencari ikan di laut. Listrik hanya dipasok dari panel tenaga surya dan beberapa generator.

Pak Basir ini yang mendapat pujian Mola karena begitu peduli dengan warga dan tamunya. Mola juga senang bertemu dengan Dony Parera, tokoh setempat yang memiliki yayasan penanaman pohon dan juga perawat warga dengan gangguan jiwa. Dony menjaga pasiennya dengan penuh ikhlas dan ketekunan, meskipun biaya yang dikeluarkan jarang sebanding dengan keuangan yang ia miliki.
Dari kunjungan itu, Mola begitu bersyukur dengan keramahan warga. Kehidupan serba sederhana tak menyurutkan masyarakat sekitar untuk berbagi. Dengan segala keterbatasan fasilitas, sarana, tanpa sinyal internet, anak-anak kampung itu terlihat bermain dengan senang dalam kelas seni yang ditawarkan.

Rute perjalanan yang menantang menuju Kampung Kerora seketika beralih bahagia saat kaki menginjakkan Kampung Kerora. Mola merasa art class bagi anak-anak sekolah dasar itu terlalu singkat untuk dibagi. Tetapi ia menaruh doa tinggi agar anak-anak itu menggapai keberhasilan di masa depan, yang di antaranya dari jalur seniman.
“Program kolaborasi ini ditutup manis dengan mini exhibition tersebut. Apa yang Mola Art Gallery telah lakukan dengan kegiatan ini mungkin tidak besar, juga mungkin tidak memiliki impact luas. Tetapi semoga, semangat berkesenian juga lahir dari desa kecil Kerora dan akan menghasilkan seniman-seniman andal yang kemudian bisa mendunia suatu hari nanti. Aamiin. Semoga seni, tetap lestari,” tutur Mola.***