Jejak Karya Dannus Darmawan, dari Comission Work European Metal Sampai Artwork Koleksi Maternal

Karya Dannus Ramdhan Darmawan tersebar mulai dari ekosistem musik Eropa sampai kini menjadi pengisi artwork di Maternal Disaster. Foto: Dannus.

MIKROFON.ID – Mengenalkan diri dengan moniker Steel Reaper, Dannus Ramdhan Darmawan menuai karier seninya begitu istimewa. Konsisten dengan gaya lanskap dengan leburan tema luar angkasa, retro-superhero, dan sapuan kegelapan, mengantarkan Dannus pada setumpuk orderan artwork dari luar negeri.

Teknik seni ia dapatkan dari hasil pendidikan di Fakultas Pendidikan Seni dan Desain Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, yang diawali 2005.

Sempat dikenalkan gaya realis Leonardo da Vinci, pria kelahiran 19 Mei 1987 itu tak bergariah. Teknik maestro Renaissance itu dianggap terlalu sulit, apalagi soal leburan warna pada teknik sfumato.

Saat menempuh kuliah semester enam, Dannus memilih menekuni drawing pointilis. Ia kepincut gaya Greg “Craola” Simkins, seorang pop-surealis yang membuatnya jatuh cinta pada lanskap dan graffiti.

Karya Dannus Ramdhan Darmawan tersebar mulai dari ekosistem musik Eropa sampai kini menjadi pengisi artwork di Maternal Disaster. Foto: Dannus.

Eskplorasi ekspresi gaya Dannus semakin menajam setelah menceburkan diri ke dalam keramaian musik black metal yang pada 2008 lagi hits. Pencarian inspirasi yang bisa memenuhi keinginannya menciptakan ilustrasi poster dan sampul album band black metal menggiringnya ke Justin Bartlett.

Dannus begitu mengagumi karya seniman jago artwork band extreme metal, yang banyak mendapat pujian dari majalah musik rock bergengsi asal Inggris, Kerrang! itu.

Tema black metal yang tengah hype saat itu dibawa Dannus dalam tugas akhir di jurusan Seni Rupa UPI, yang dipadati analisis drawing sablon pada kultur black metal. Pertanyaan dosen soal masa depan karier dia dari seni rupa dengan mantap dijawab visinya.

“Saya mau jadi ilustrator. Banyak potensi dari drawing ini dari mulai freelance maupun brand,” kata Dannus, saat diwawancara mikrofon.id pada pertengahan Maret 2022.

Ekspresi karyanya makin matang setelah berkenalan dengan nama-nama besar pencipta artwork band ekstrim dalam negeri seperti Ken Terror, Morrgth, dan Riandy Karuniawan.

Karya Dannus Ramdhan Darmawan tersebar mulai dari ekosistem musik Eropa sampai kini menjadi pengisi artwork di Maternal Disaster. Foto: Dannus.

Ubah Gaya

Lulus dari UPI menjadikan Dannus menguasai teknik gambar dengan berbagai gaya. Kesukaannya pada gambar-gambar luar angkasa hingga film fiksi ilmiah serupa Star Wars, Star Trek, Dune, hingga Interstellar, rupanya memberikan ciri dalam karya-karya Dannus.

Karya-karya itu yang bakal terasa dalam artwork di beragam desain clothing kenamaan, Maternal Disaster. Dannus mulai mengisi posisi ilustrator di Maternal Disaster pada 2016, dan sekarang diberi tanggung jawab sebagai creative manager.

Sambil mengisi tugasnya, Dannus masih menerima permintaan karya untuk sejumlah band.

Demi memenuhi kejaran deadline, ia mulai mempelajari digital painting. Kebetulan ada lima desain commission work dengan bayaran tablet digital painting, Wacom CTL 470.

Dengan tambahan brush pelengkap software yang didapat gratis di internet, kerjaan makin lancar dan orderan yang diterima mengalir deras.

Karya Dannus Ramdhan Darmawan tersebar mulai dari ekosistem musik Eropa sampai kini menjadi pengisi artwork di Maternal Disaster. Foto: Dannus.

Selera Eropa

Dannus makin produktif berkarya. Kebetulan, pemilik Maternal Disaster, Vidi Nurhadi membebaskan Dannus mengerjakan band, musik, atau artwork terkait ekosistem subkultur di luar perusahaan asal dijalani seusai jam kerja.

Ia sempat membuatkan cover album bagi band black metal Jakarta, Avhath dan unit pop punk/hardcore asal Bandung, Billfold.

Dannus terbilang aktif mengunggah karyanya di Instagram dengan signature moniker Steel Reaper. Platform mikro-blog ini membuka ruang luas bagi penikmat karya di berbagai belahan dunia.

Hingga pada 2018, band progressive rock asal Swedia, Hallas, mengirim pesan pribadi (DM) ke akun Instagram Dannus untuk dibuatkan artwork t-shirt.

Nuansa poster 80an, vintage galaksi, serta pilihan superhero dari beberapa karyanya mencuri perhatian para personel Hallas.

Bagi Dannus pribadi, permintaan desain kaos untuk tur Hallas merupakan penghormatan besar karena ilustrator pujaannya, Adam Burke, yang membuat sampul album awal Hallas.

Ciri karya Dannus juga terhubung erat dengan lirik Hallas yang didominasi tentang galaksi. Ia menawarkan sosok warrior and star rider dengan tema berkelana di tengah bintang dan galaksi.

Selain mengerjakan t-shirt, Hallas juga meminta secara khusus desain 5×3 meter backdrop panggung yang akan dibawa tur Eropa. Masih kurang, Hallas meminta Dannus menggambar bass drumhead yang biasa menjadi signature.

Karya Dannus Ramdhan Darmawan tersebar mulai dari ekosistem musik Eropa sampai kini menjadi pengisi artwork di Maternal Disaster. Foto: Dannus.

Commision work

Media sosial, Instagram, dan luasnya sebaran internet melesatkan nama Dannus. Dari Hallas, tawaran commission work terus berhamburan mulai dari unit thrash metal Norwegia, Deathhammer dan Inculter, band death metal Sepulcher, sampai band heavy metal dari Swedia, Enforcer.

Terkini, ada orderan dari band heavy metal asal Kolombia, Diamond Chazer.

Rupanya ekosistem subkultur di luar band juga kepincut karya Dannus. Ada Chris Gregson, founder Blood Wizard Skateboard yang meminta desain papan skate khusus.

Dannus memberikan desain Crimson Wanderer, dengan 4 karya seri untuk kebutuhan sablon t-shirt dan artwork skateboard.

Seri Crimson Wanderer mengisahkan penyihir berjubah merah darah dibarengi makhluk mitologi, dengan lanskap galaksi yang sama-sama digandrungi Dannus dan Gregson.

Brand skateboard lain, Ouro Wheels juga kesengsem jasa Dannus untuk mendesain gambar tema untuk diaplikasikan ke roda skateboard.

Gambar yang terus berseliweran di layar smartphone komunitas metal dunia juga sampai ke Inggris. Clothing Mary Wyatt di London minta dibuatkan satu seri t-shirt karya Dannus.

Yang bikin keren, klub motor Eropa, Gospel Riders juga ikut memesan artwork Dannus secara khusus.

Karya Dannus Ramdhan Darmawan tersebar mulai dari ekosistem musik Eropa sampai kini menjadi pengisi artwork di Maternal Disaster. Foto: Dannus.

Bikin Band

Derasnya energi black metal juga diluapkan Dannus lewat band Ancient, yang ia dirikan bersama Dante (gitar), Reza (bas), dan Jali (drum).

Dibentuk pada 2015, Ancient telah merilis EP “The Old Dark Tyranny” pada 2017, yang dirilis kaset oleh Hand Numbered Records, Singapura.

Resting Hell Records, Kediri, merilis ulang melalui 500 keping CD.

Melalui leburan unsur 80’s speed and heavy metal, Ancient mengeluarkan single “Razor Sharp Beyond The Nile,” September 2020, yang dirilis dalam bentuk kaset oleh Destruction Records, Jerman.

Label dari Xinjiang, Tiongkok, menyatakan keinginannya untuk merilis ulang single Ancient dan menyiapkan biaya tur Singapura dan Malaysia. Tetapi urung berjalan karena tertahan pandemi.

Tawaran rilis album juga muncul dari label Jerman. Sudah ada lima materi untuk dilanjut. Tetapi rencana itu tertunda karena salah satu personel mereka, Dante, pindah ke Yogyakarta.

Pada November 2020, ada pula rilisan vinyl 7” Disaster Records untuk Ancient split Brigade of Crow.

Karya Dannus Ramdhan Darmawan tersebar mulai dari ekosistem musik Eropa sampai kini menjadi pengisi artwork di Maternal Disaster. Foto: Dannus.

NFT

Dannus juga punya perhatian pada seni graffiti. Ia terinspirasi dari Lugosis, seorang seniman tato asal Italia yang tinggal di Paris, Prancis.

Ia merilis kepenasarannya pada seni grafitti lewat rancangan proyek bernama Zhnets. Nama ini masih tetap tersambung dengan sosok pencabut nyawa Reaper, yang ia banyak tanamkan di karya-karyanya.

Reaper versi proyek ini tak seseram di berbagai karya metalnya. Zhnets berbasis kartun yang menyerupai gaya seniman graffiti dan komunitas hip hop Rusia: berjaket tebal dan bercelana sporty.

Rencananya Dannus akan melempar edisi Zhents Moskow, London, dan Paris, ke tengah ekosistem Non-Fungible Token (NFT). Tetapi rencana itu tak akan diwujudkan.

“Reaper itu menceritakan diri sendiri. Saya suka dengan karakter ikon atau perwujudan malaikat pencabut nyawa, karena itu adalah gambaran yang tidak nampak di dunia nyata, mungkin itulah (wujud pencabut nyawa) yang selama ini digambarkan. Proyek itu dibikin 2021, sebelum konsultasi sama teman dan tahu NFT itu haram,” ujar Dannus, yang sempat menjadi Asisten Manajer Roemah Seni Sarasvati itu.

Karya Dannus Ramdhan Darmawan tersebar mulai dari ekosistem musik Eropa sampai kini menjadi pengisi artwork di Maternal Disaster. Foto: Dannus.

Religi

Dannus mengatakan, selama perjalanan menggambar dan menemukan banyak referensi, akhir-akhir ini muncul keinginan untuk menuangkan lebih banyak unsur religi.

Sebenarnya, ia telah memilih jalan hijrah sejak 2015, dan terus mendalami Islam lewat pengajian rutin.

Perubahan gaya berkarya didapatnya dari arahan Koma, seniman graffiti Jakarta yang telah lebih lama mendalami agama. Mereka berdua berdiskusi lama, menyoal aturan Islam yang tak membolehkan melukis makhluk hidup.

Dannus khawatir uang yang didapat dari pekerjaan menggambar masuk kategori haram dan jauh dari kandungan berkah. Percakapan dengan Koma pada 2021 itu menghadirkan jawaban. Dannus semakin yakin bahwa mustahil jika Islam menyulitkan pencarian nafkah dari industri kreatif.

“Ngobrol bareng dia (Koma) langsung terjawab. Kalau bikin gambar realis ada mata, hidung, dan anatomi tubuh enggak boleh. Haditsnya juga ada. Kalau panca inderanya dihilangkan bukan bagian dari bentuk makhluk hidup,” tuturnya.

Dengan panduan itu, Dannus akan terus berkarya meski akan muncul sejumlah pertimbangan sebelum memulai prosesnya.

“Memang ini jadi personal choice. Tapi saya sekarang merasa hadits itu sebagai jawaban pegangan berkarier di masa mendatang,” ujarnya.

Karya Dannus Ramdhan Darmawan tersebar mulai dari ekosistem musik Eropa sampai kini menjadi pengisi artwork di Maternal Disaster. Foto: Dannus.

Regenerasi

Dannus merasa beruntung bekerja di Maternal Disaster karena ekspresi bagi ilustrator begitu dibebaskan.

Ia meyakini gaya seni yang dikerjakan masih sesuai syariat Islam. Di tengah produktifitas kerja yang sedang dijalani, Dannus menyempatkan diri mengajarkan kemampuannya untuk orang lain, khususnya mahasiswa yang menyukai seni.

Dorongan bagi para pekerja seni mula juga disokong penuh pemilik Maternal Disaster, Vidi Nurhadi, yang meminta Dannus mengelola ruang pamer seni Temporal Platform.

Dengan konsep art call submission, seniman terpilih diperkenankan mengikuti pameran Temporal Platform yang diadakan secara periodik, di toko Maternal Disaster.

“Saya memang suka sharing, terutama di medos. Saya pengen ilmu ini terus dibagikan. Mudah-mudahan bisa memompa temen-temen muda, mahasiswa, kalau jalan karier ini bisa dicapai siapa saja,” ucap Dannus.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

%d blogger menyukai ini: