Mahasiswa Seni Rupa Murni ISBI menggelar pameran bertajuk “Aksaterra,” di Galeri Pusat Kebudayaan, Jalan Naripan, Bandung, 28-30 Juli 2023. Pameran yang berlangsung singkat ini menampilkan potret dan simpulan perjalanan mahasiswa studio lukis dalam menghadirkan dua elemen, yakni “Aksa” dan “Terra.”
Kurator Pameran Reyhan Fauzi menjelaskan, makna dari dua kata tersebut sebagai pengelihatan (aksa) dan tempat (terra). Pameran ini juga merupakan pameran kedua yang diadakan secara rutin di penghujung semester.
“Aksaterra” menampilkan lukisan-lukisan dengan pendekatan personal para seniman terhadap tempat yang mungkin pernah melekat dengan mereka.
Melalui pameran ini, tiap seniman mencoba untuk menjelmakan aspek kesenirupaan selama mengenyam pendidikan di kampus. Menurut Reyhan, perjalanan seni rupa Indonesia akan menjadi bekal bahwa tiap seniman tumbuh dari sejarah yang banyak lika-likunya.
“Dalam perkembangannya, seni rupa di Indonesia khususnya mengalami banyak gejala dan gerakan dari para seniman terdahulu. Gerakan tersebut membawa warna tersendiri bagi ciri dan khazanah seni rupa Indonesia,” kata Reyhan.
Para seniman di pameran ini coba mengejawantakan kembali seni rupa Indonesia sejak era Raden Saleh, lalu menuju era yang lebih modern dengan hadirnya Soedjojono, Affandi, atau Basoeki Abdullah. Lewat pameran inilah mereka mengejawantahkan kembali “Keindonesiaan” dari sejarah panjang seni rupa.
“Pameran ini hadir tidak untuk membuka perihal perdebatan mengenai gaya lukisan mana yang benar atau salah dalam menggambarkan ‘Keindonesiaan’ dalam seni rupa Indonesia. Namun pameran ini adalah ejawantah dari mahasiswa seni murni yang telah mengenyam kesenirupaan di bangku pendidikan,” ujar Reyhan.
Para seniman belajar memahami seni lukis secara bertingkatan, dimulai ketika belajar melukis still life sebagai dasar dan studio pertama. Pada tahap pameran ini, mereka telah menginjak fase di mana mereka harus mencerna objek yang lebih kompleks untuk diendapkan lalu dituangkan di atas kertas dan kanvas.
Selama proses kreatif, ada satu hal yang harus ditempuh mahasiswa, yaitu melukis objek alam dan perkotaan.
“Terra yang merujuk pada arti tempat ini sangat multitafsir, tempat seperti apa yang harus dilukis oleh mahasiswa. Mereka melukis langsung dengan mendatangi sudut-sudut kota atau bukit dan persawahan yang memiliki keindahan objek dan warna apik untuk dilukis dan dipamerkan,” ujar Reyhan.
“Lewat pameran ini kita bisa melihat perjalanan dari tiap seniman melalui karyanya dan melihat ‘Keindonesiaan’ yang lain lewat obyek yang dilukis,” tutur Reyhan.
Karya-karya para seniman di pameran ini bisa dilihat di Galeri Foto Mikrofon.id dengan akses melalui link berikut: Galeri Foto Karya Pameran Aksaterra.***
