Foamality, Eksplorasi Busa dan 3 Dimensi Galih Hermawan

Seniman Galih Hermawan menggelar pameran tunggal bertajuk Foamality, di De Braga Artotel, Bandung, 16 sampai 31 Juli 2023.

Kata “Foamality” sebagai judul pameran ini merujuk pada kecenderungan karya-karya yang dibuat Galih. Karya-karya ini dibuat menggunakan busa dan polyurethane sebagai material utama.

Galih yang terinspirasi oleh karya-karya John Chamberlain awalnya menggunakan busa dalam membuat karya. Dalam proses kreatifnya, ia memadukan unsur busa tersebut dengan polyurethane yang memiliki karakter unik.

Seniman Galih Hermawan menggelar pameran tunggal bertajuk Foamality, di De Braga Artotel, Bandung, 16 sampai 31 Juli 2023. Foto: Muhammad Fikry Mauludy/mikrofon.id.

Di satu sisi dapat mengikuti elastisitas busa hingga pada tingkatan tertentu, di sisi lain, bentukan akhir polyurethane ini memiliki karakter yang berseberangan dengan busa.

“Foamality adalah berbagai aspek kebusaan, perbusaan dan segala teknik yang dilakukan oleh Galih dalam berinteraksi dengan busa untuk menemukan berbagai kemungkinan dari busa, baik sebagai material maupun sebagai metafora,” kata kurator pameran, Anton Susanto.

Seniman Galih Hermawan menggelar pameran tunggal bertajuk Foamality, di De Braga Artotel, Bandung, 16 sampai 31 Juli 2023. Foto: Muhammad Fikry Mauludy/mikrofon.id.

Sebagaimana kepopuleran awal kecenderungan soft sculpture yang berdekatan dengan kecenderungan pop art, kata Anton, saat ini kecenderungan soft sculpture pun tak jarang memiliki irisan dengan kecenderungan pop art.

Dalam catatan proses kreatifnya, Galih memilih kecenderungan karya-karya tiga dimensional bukan semata karena material yang digunakan. Namun kehadiran bentuk-bentuk tiga dimensional ini terasa lebih nyata dibanding dengan bentuk dua dimensional. Galih merasakan sebuah kehangatan hadir melalui barang dari material busa. Di mana material busa memang cenderung menghangatkan dibanding material batu ataupun logam.

Seniman Galih Hermawan menggelar pameran tunggal bertajuk Foamality, di De Braga Artotel, Bandung, 16 sampai 31 Juli 2023. Foto: Muhammad Fikry Mauludy/mikrofon.id.

Meski tidak naratif, namun karya-karya Galih Hermawan ini sangat dipengaruhi pengalaman batin sejak kecil hingga kini. Misalnya, kebiasaan membuat mainan DIY bersama Ayahnya menjadi modal dasar bagaimana ia mendapatkan keasyikan mengolah bentuk dan material khususnya busa hingga mencapai bentuk yang dirasa tepat.

Seniman Galih Hermawan menggelar pameran tunggal bertajuk Foamality, di De Braga Artotel, Bandung, 16 sampai 31 Juli 2023. Foto: Muhammad Fikry Mauludy/mikrofon.id.

Kegemaran terhadap film-film animasi pun menjadi latar pemilihan pengolahan warna pada polyurethane. Galih memilih warna-warna pop seperti warna-warna film animasi atau kartun kegemarannya sejak kecil. Warna-warna ini pun saat ini menjadi kecenderungan yang cukup signifikan pada karya-karya dengan nuansa pop culture yang sedang menjadi arus besar saat ini.

Baca Juga :   Interpretasi Keindonesiaan dalam Pameran Aksaterra Mahasiswa Seni Rupa ISBI
Seniman Galih Hermawan menggelar pameran tunggal bertajuk Foamality, di De Braga Artotel, Bandung, 16 sampai 31 Juli 2023. Foto: Muhammad Fikry Mauludy/mikrofon.id.

Dalam proses kreatifnya ini, Galih mengikuti konsep eksistensi mendahului esensi. Yang dalam pengejawantahnnya adalah ia secara intuitif mengolah jalinan busa dan melapisi permukaan busa dengan cairan polyurethane.

Bentuk akhir jalinan busa ini bukan bentuk yang secara detil direncanakan, namun bergerak secara organik hingga pada satu titik membentuk sebuah wujud tertentu. Begitupun dengan tetesan cairan polyurethane, saat masih berupa cairan dibiarkan bergerak mengalir mengikuti tekstur busa yang ada hingga pada satu titik ia akan membeku dan mengeras di atas permukaan busa tersebut.

Seniman Galih Hermawan menggelar pameran tunggal bertajuk Foamality, di De Braga Artotel, Bandung, 16 sampai 31 Juli 2023. Foto: Muhammad Fikry Mauludy/mikrofon.id.

Sehingga hasil akhirnya akan selalu berupa kejutan dan setiap komposisi yang hadir pun memberikan ruang yang luas untuk penafsiran-penafsiran berikutnya. Kesan dan feels yang dihasilkan akan muncul seiring dengan membekunya cairan polyurethane.

“Dan yang perlu digarisbawahi, bahwa dalam proses eksplorasi material ini, Galih tetap berada dalam koridor mengolah sesuai dengan karakteristik dan kemampuan bawaan material tersebut. Tidak dalam modus eksplorasi material ekstrem yang berlawanan dengan karakteristik bawaan material tersebut,” kata Anton.

Seniman Galih Hermawan menggelar pameran tunggal bertajuk Foamality, di De Braga Artotel, Bandung, 16 sampai 31 Juli 2023. Foto: Muhammad Fikry Mauludy/mikrofon.id.

Pemilihan dua material ini nampaknya juga cukup mampu menjadi representasi fenomena peradaban saat ini. Generasi saat ini kompleks, berkembang organik, fleksibel, memiliki ruang gerak yang luas sekaligus memiliki kerentanan. Selain secara faktual material ini memang benar- benar dekat dalam keseharian kita, sebagian besar masyarakat di dunia.

Tantangan krusial bagi Galih saat ini dengan metode berkarya seperti ini adalah kapan menentukan titik untuk “berhenti” dalam setiap prosesnya. Seperti polyurethane yang akan mengalir dan akan berhenti pada satu titik kemudian mengeras.

Seniman Galih Hermawan menggelar pameran tunggal bertajuk Foamality, di De Braga Artotel, Bandung, 16 sampai 31 Juli 2023. Foto: Muhammad Fikry Mauludy/mikrofon.id.

Sementara itu Galih mengaku, pengalamannya ketika menikmati media polyurethane antara lain adrenalin, spontanitas, dan kejutan.

“Cara yang saya sukai untuk memahami dunia dan berkomunikasi di dalamnya adalah melalui pengalaman material. Bagi saya, materialitas terkait erat dengan keadaan psikologis; praktik uniknya adalah eksplorasi materialitas dan tekstur, dan emosi yang mereka transmisikan,” tutur Galih.

Baca Juga :   Drawing Dede Wahyudin dan Simbol Kelamnya Dunia
Seniman Galih Hermawan menggelar pameran tunggal bertajuk Foamality, di De Braga Artotel, Bandung, 16 sampai 31 Juli 2023. Foto: Muhammad Fikry Mauludy/mikrofon.id.

Ia menjelaskan, pemilihan warna-warna pop dalam karyanya dipengaruhi film kartun.

“Tokoh kartun ini yang memberikan energi positif buat aku yang mungkin masa kecilku kurang beruntung. Mereka yang buatku mau menjalani hidup ini dengan, ya udah, hidup tuh di bawa fun aja,” ujarnya.***

Posts created 399

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Begin typing your search term above and press enter to search. Press ESC to cancel.

Back To Top