Ajang tahunan Bandung Art Month kembali menyeruak dari berbagai penjuru kota. Tak ketinggalan, rumah seniman yang juga guru seni rupa di sekolah swasta, Samsul Ridwan, di Gang Nyi Empok. Ia menggelar Pameran “Gegas” yang menampilkan seratusan karya putrinya, Alma Rahmani (15).
Rumah itu berada di tengah gang kecil di antara Jalan Pagarsih-Jalan Cibadak, yang hanya muat dua sepeda motor. Tak ada kemewahan dari galeri dadakan di rumah dua lantai itu. Tetapi kemeriahan muruah seni rupa bisa terasa lewat spanduk penanda pameran yang terpasang di halaman.
Demi menyambut para pengunjung, ruang tamu dikosongkan. Karya gambar dan lukisan terpajang di dinding, memanjang hingga ke tembok tangga. Karya berderet hingga ke atap lantai dua yang terbuka. Tempat itu dikenal dengan Nyi Empok 161 Art House.
Samsul menyebut, periode ‘gegas’ merupakan karya-karya yang dibuat Alma pada masa pandemi. Karya tersebut umumnya berupa gambar dan lukisan dengan keragaman gagasan dan eksplorasi kreatif.
Secara khusus tema pokok figur manusia mendominasi disertai ekspresi keseharian hingga imajinasi yang terkadang liar. Perkembangan teknik dan proses kekaryaan Alma terus berkembang sejak Pameran Kelana, di tempat yang sama pada Bandung Art Month 2020.
“Peralihan jati diri dari usia anak menuju usia remaja menjadi gejolak yang dinamis namun secara intens ia kerap menggambarkannya sehingga baginya ini bisa menjadi dokumentasi peristiwa personal ataupun peristiwa sosial,” kata Samsul.

Memulai perjalanan ke depan (GEGAS) diadaptasi dari tema Bandung Art Month ke-5 tahun 2022 bagi Alma merupakan peristiwa saat ini, dari sisi kekaryaannya menampilkan gambar dan lukisan yang dibuat secara manual dan digital dengan mayoritas subject matter human figure.
Alma banyak terinspirasi dari manga dan anime. Ia juga terus menekuni digital untuk memproses karyanya. Eksplorasi teknik, dan gagasan visual masih terus ditempuhnya, seakan pula terus mencari jawaban dari apa yang ingin diketahuinya hingga apa yang dicarinya.
Kondisi pandemi juga dinilai menyulitkan, sekaligus memberikan peluang bagi beberapa orang. Eksistensi lahir dari proses berkarya yang intens dilakukan Alma, karena itu tidak sedikit perjalanan kreatif-estetis yang lahir bermunculan.
Bagi keluarga Samsul, seni rupa bukan hanya sekadar pilihan. Mereka yakin bahwa seni merupakan bagian dari hidup bahkan kebutuhan dalam hidup. Perjalanan hidup mereka sebagian telah terungkap dan didokumentasikan melalui karya-karya.
Di lingkungan rumah, keluarga Samsul juga terus membuka ruang bagi anak-anak berbagai usia untuk belajar menggambar. Dalam pembukaan Pameran Gegas, anak-anak Gang Nyi Empok diajak menonton video pameran Alma saat berusia kurang dari 4 tahun sebagai tonggak perjalanan seninya, dilanjutkan dengan menggambar bersama.
Pameran Gegas digelar pada 20 Agustus hingga 20 September 2022, dan terbuka di hari sabtu dan minggu.
Bio Alma
Alma Rahmani (15 tahun), lahir di Bandung. Saat ini ia kelas 9 di SMP Negeri 3 Bandung. Kegemaran menggambarnya sejak kecil sempat diselingi menjadi petarung karate (kumite) mulai dari kelas 1-5 SD.
Setelah naik ke kelas 6 Alma memutuskan untuk berhenti dari aktifitas bela diri dan fokus di seni rupa. Berbagai hasil kejuaraan diraihnya dari bidang lomba gambar, lukis, dan poster. Adapun hasil yang telah diraihnya dalam tiga tahun terakhir adalah:
– Juara 2 lomba gambar tingkat SD se kota Bandung dan Cimahi (2019);
– Juara Favorit 1 lomba lukis SMP tingkat Nasional, Erlangga (2020);
– Juara 2 lomba gambar tingkat SMP se Jawa Barat, DISPUSIPDA (2021);
– Juara 1 lomba poster SMP tingkat Nasional, SMAN 1 Bale Endah (2021);
– Juara Harapan 1 lomba poster FLS2N SMP tingkat kota Bandung (2021);
– Juara 1 lomba gambar SMP tingkat Nasional, Drawing Kids Project (2022).
Pameran:
– Pameran Tunggal “Play with Colour” di Galeri Wastu Sekolah Tinggi Desain Indonesia/STDI (2011);
– Pameran Karya Anak-anak se Jawa Barat di Bale Pare Kota Baru Parahyangan (2011);
– Asean Children Art Exhibition di Bale Pare Kota Baru Parahyangan (2013);
– Asean & China Children Art Exhibition di Bale Pare Kota Baru Parahyangan (2017);
– Pameran Bersama ‘kelana’ #nyiempok161arthouse Bandung Art Month ke-3 (2020);
– Pameran Bersama Internasional ASEDAS (2021);
– Pameran Bersama ‘Tutum Loco’ di café Schatzi (2021).***