Layaknya sebuah wahana relaksasi, Peter Rhian Gunawan menampilkan karya-karyanya dalam pameran tunggal “Behind Those Eyes,” di Grey Art Gallery, Braga, Bandung, mulai Juni hingga Agustus 2023. Tata cahaya serta warna-warni neon berpadu pendar dengan karya lukisan Peter yang memancarkan fluoresens.
Peter mengenalkan kembali karakter Redmiller Blood dalam karyanya, yang pernah dipamerkan di sejumlah negara bersama koleksi art toys ciptaannya. Karya dengan subyek sosok cilik menggemaskan berciri lelehan air mata ini menyimpan pesan soal isu kesehatan mental.
“Behind Those Eyes” mencitrakan perubahan ragam topeng manusia yang didesak menyesuaikan dengan berbagai lingkungan, supaya citranya terjaga dan bisa diterima sekelilingnya.

Kondisi ini banyak didapati di lingkungan hustle culture yang banyak terjadi di perkotaan dengan tuntutan pekerjaan yang tinggi.
Situasi diperburuk dengan terjangan sistem kapitalis yang menggaungkan kesuksesan sebagai ukuran keberhasilan hidup seseorang.
Dalam proses mengejar standar tersebut banyak yang rela mengorbankan identitas aslinya, berganti topeng. Tak sedikit yang tumbang dan mengalami kelelahan mental seturut tuntutan pergaulan.

Melalui “Behind Those Eyes,” pengunjung diajak untuk merasakan pengalaman menyenangkan dengan menelusuri warna warni neon yang indah.
Tata karya dan cahaya ini diharapkan bisa meningkatkan publik akan pentingnya meniaga kesehatan mental dari medium lukisan, instalasi neon art, sketsa, performans, hingga teks yang dipamerkan di Grey Art Gallery.

Pameran ini juga menyasar anak muda untuk merefleksikan kembali mengenai jati diri mereka, merefleksikan kembali mengenai apa yang penting dan patut diabaikan dalam perjalanan hidup mereka, terutama dalam lingkungan pergaulan mereka.
Redmiller Blood merupakan karakter hasil riset seniman Peter Rhian Gunawan selama 5 tahun. Peter begitu tertarik dengan isu sosial yang berhubungan dengan manusia.
Tema “Behind Those Eyes” merupakan konsep yang digagas Peter dalam pameran ini. Dalam pameran ini, Peter berkolaborasi dengan Sundea Salamatahari sebagai penulis, dan juga memperkenalkan seniman muda Audreysha Zalfa.

Seniman, kurator senior, penulis, dan kritikus seni Jim Supangkat, hadir membuka pameran ini. Jim menunjuk pengaruh latar keilmuan desain grafis yang Peter tekuni di program sarjana dan pascasarjana ITB, serta saat mengajar di Universitas Kristen Maranatha kini.
Menurut Jim, desain grafis telah mengalami kemajuan luar biasa, dan bersama ilmu komunikasi mampu memengaruhi pasar dan meningkatkan penjualan.

Semua hal nyaris mampu dikemas keindahan desain grafis. Kehadirannya mampu meningkatkan konsumerisme, yang akhirnya tak luput dimanfaatkan dunia politik dalam upaya menguasai publik. Tak mengherankan jika desain grafis menjadi salah satu profesi paling dicari.
Kepungan kapitalis juga turut mengkooptasi peran-peran penting ini. Bahkan, kemampuan desain grafis sudah dikuasai industri. Lewat karyanya, kata Jim, Peter memanfaatkan ilmu desain grafisnya untuk melawan arus.
“Ternyata ada designer grafis yang mencoba memberontak kondisi (kooptasi profesi oleh industri) ini. Yang dikerjakan Peter ini sejarah. Peter mencoba keluar dari dunia graphic design yang menghasilkan dunia serba indah dengan suatu pendapat. Keindahan itu memabukkan. Peter tidak lagi dijajah oleh keindahan yang mendominasi kehidupan kita. Dia keluar dari garis dan berusaha membalik keindahan menjadi pencerahan,” tutur Jim.

Dari Grey Art Gallery, Grace Christianti melihat eksplorasi baru dalam memamerkan karya seni di pameran ini merupakan langkah meraup banyak minat publik pada seni rupa.
“Grey Art Gallery sangat mendukung program kreatif ini sesuai dengan misinya untuk mendorong majunya perekonomian kreatif dan terbentuknya komunitas seni yang bertumbuh kondusif,” katanya.
Behind Those Eyes dimulai pada 2 Juni 2023 dan dibuka oleh Jim Supangkat dan Museum Of Toys, dihadiri oleh kurator, kolektor dan rekan-rekan seniman lainnya. Rencananya pameran ini diadakan selama 2,5 bulan, yang juga akan diisi oleh program-program kreatif, di antaranya program open call kegiatan mini pameran, seminar dan workshop menarik seputar seni.

Peter Rhian
Peter Rhian Gunawan merupakan seniman kelahiran Bandung, 10 Oktober 1981. Ia menempuh studi sarjana dan pascasarjana Desain Komunikasi Visual di Institut Teknologi Bandung.
Saat ini Peter diwakili beberapa galeri dan agensi seni mulai dari Circle of None untuk area Amerika Serikat dan Eropa, All About Art Gallery untuk area Singapura, dan LAC Space untuk area Cina. Peter juga tergabung dalam Cross Studio Asia.
Peter telah banyak berpameran di tingkat nasional dan internasional, di antaranya di Shanghai, Hongkong, New York, Australia dan Gangnam.
Pameran
2020 – ASEDAS International Exhibition;
2021 – ASEDAS 2nd International Exhibition;
2021 – ANI-COM Hongkong, at Hong Kong Conventional & Exhibition Center;
2021 – Elefun Toy Show, at Guang Zhou Nan Fung Convention & Exhibition;
2022 – Solo Exhibition “Synthetic Metalove,” Museum of Toys, Jakarta;
2022 – Art Moment Jakarta 3 with Museum of Toys;
2022 – Current Era Perspective, LAC Space, Shanghai, China;
2022 – Instagram Live, 19 Karen Gallery, Gold Coast, Australia;
2022 – Art Jakarta with Museum of Toys;
2022 – Nuansa Rupa, Bandung;
2022 – CON Summer Edition ’22, Online Catalogue Exhibition;
2022 – Urban Break Exhibition with Klamp Gallery Art, South Korea;
2022 – Doodling The Space Exhibition with Granada Gallery, Spain;
2022 – Art Moment Jakarta with Museum of Toys;
2022 – Retrospective with Museum of Toys, Jakarta;
2022 – T.ART CON with L+ Gallery, Shanghai, China;
2022 – Cryztalize Exhibition with Museum of Toys, Jakarta;
2022 – Solo Exhibition “Superhero Within” with L+ Gallery, Shanghai, China;
2022 – Online Viewing “No, No, No” with Guyhepner Gallery, New York;
2023 – Exhibition ALT.ASIA with All About Art Gallery, Singapore;
2023 – Solo Exhibition at Tatsuya Book Store, Shanghai, China.***