Bandung Photography Month 2022, Keriaan Festival Fotografi Alternatif

Acara Bandung Photography Month 2022. Foto: Dok. Bandung Photography Month.

Festival fotografi tahunan, Bandung Photography Month kembali hadir tahun ini. Digelar sepanjang 16 Oktober hingga 16 November, sederet karya hasil eksperimental materi dan teknik fotografi dipamerkan di eks Bioskop Dian; Gallery RWD, Red Raws Center, Pasar Elektronik Cikapundung; sampai Studio Seni Ropih, Braga.

Selain pameran dan photowalk, publik pecinta fotografi juga diajak workshop untuk mempraktikkan langsung sejumlah teknik fotografi awal dari hasil olahan kamar gelap sebagai dapur utamanya, seperti teknik cetak cyanotype, salt print, photogram, kolase montase, serta lainnya.

Acara Bandung Photography Month 2022. Foto: Dok. Bandung Photography Month.

Bandung Photography Month adalah festival fotografi tahunan yang dikelola oleh yayasan Raws Syndicate Indonesia. Direktur Festival Bandung Photography Month, Wahyu Dhian Yudhistira menuturkan, Bandung Photography Month adalah suatu keriaan dalam fotografi yang dikemas dalam bentuk festival fotografi yang berlangsung satu bulan.

“Jadi kita bikin kegiatan setiap oktober sampai November. Sebenarnya lebih ngomong tentang keriaan fotografi aja, dan kita pengen mendekatkan fotografi ke publik. Jadi memang Bandung Photography Month itu mendekatkan venue-venuenya dekat dengan publik, biar masyarakat bisa menikmati dan ikut serta dalam karya-karya fotografi,” ujar Wahyu.

Acara Bandung Photography Month 2022. Foto: Dok. Bandung Photography Month.

Pameran sederet karya di eks Bioskop Dian, misalnya, menjadi hasil satu kumpulan alternative process, hasil eksperimental berbagai teknik dan material masing-masing dari para pegiat fotografi alternatif dan komunitas yang antusias.

Dalam gelaran tahun ini, ada 28 kontributor yang terlibat dan hadir dari sejumlah kota.

Acara Bandung Photography Month 2022. Foto: Dok. Bandung Photography Month.

Teknik yang ditawarkan meliputi avgan camera, cyanotype, lumen, salprint, wet plate colodeon, fotogram, scenography.

“Teknik cetak tua, ini teknik lama yang dipakai sebelum abad 19. Yang kekinian ada mix photogram dengan coloring,” tuturnya.

Setiap minggunya, festival ini juga mengadakan photowalk gratis bagi publik selama Bandung Photography Month berlangsung. Hasil foto dari setiap photowalk langsung dicetak, dipamerkan, dan didiskusikan, di Gallery RWD, Red Raws Center.

“Jadi setiap sabtu dan minggu kita bikin workshop untuk mencoba pengalaman bereksperimen dengan foto,” tuturnya.

Acara Bandung Photography Month 2022. Foto: Dok. Bandung Photography Month.

Residensi

Bekerja sama dengan Indeks, Bandung Photography Month menjalankan program residensi “Romansa Alun-Alun Bandung.” Residensi ini mengambil fokus pada romansa di kawasan Alun-Alun Bandung, dan mengajak pelaku fotografi untuk memaknai ulang romansa berbagai komponen dalam ruang urban yang ada di sekitar Alun-Alun Bandung dalam gagasan hari ini. Di akhir program, partisipan mempresentasikan karyanya di Indeks, Jl. Pangarang Dalam II, Bandung.

Eksperimen

Wahyu mengatakan, Bandung Photography Month menjadi salah satu festival foto yang fokus menggerakkan pegiat alternatif proses. Selain memamerkan karya-karya ekperimentasinya ke publik, festival ini juga dijadikan ajang diskusi dan bertukar pikiran mengukir perjalanan sejarah fotografi yang harus selalu dicatat.

Pameran fotografi alternatif proses ini menjadi tanda awal anak muda yang mulai untuk mempelajari sejarah fotografi dengan mempraktikkan kembali fotografi mula-mula.

“Praktik ini bukan semata-mata sebagai gerakan untuk melawan digitalisasi fotografi, tetapi lebih menjadi sebuah reaksi dari berkembangnya referensi yang lebih luas untuk diakses. Proses penciptaan fotografi yang begitu panjang menjadi sebuah pengalaman artistik yang menarik untuk diwujudkan tahap per tahap. Eksperimen menjadi salah satu kunci untuk membuka pengetahuan baru,” katanya.

Acara Bandung Photography Month 2022. Foto: Dok. Bandung Photography Month.

Topik tahun ini mengusung “Reanimate,” yang bermakna menghidupkan kembali atau memberikan energi baru, membangkitkan kembali semangat para pelaku fotografi mula- mula untuk dipresentasikan di masa kini. Reanimate menjadi tanda bahwa fotografi memang tidak pernah lepas dari eksperimentasi dan perjalanan artistik yang harus selalu rutin untuk dicoba dan dipraktikkan.

“Reanimate mengajak seluruh pecinta fotografi di Indonesia untuk datang dan ikut mempraktikkan kembali praktek fotografi mula-mula, sehingga praktek ini tidak menguap tertelan eforia digital yang semakin hari merubah perilaku berfotografi,” ujarnya.

Acara Bandung Photography Month 2022. Foto: Dok. Bandung Photography Month.

Wahyu menambahkan, Reanimate menghadirkan praktek kamar gelap sebagai dapur utama fotografi dengan teknik cetak yang berbagai macam seperti cyanotype, gum bichromate, vandyke brown , salt print, albumen print, photogram, kolase montase, dan lainnya. Dipresentasikan pula beberapa jenis kamera seperti pinhole, kamera box, kamera handmade 135mm dan lain-lain.

Reanimate ini menghidupkan kembali sejarah fotografi dunia, ditampilkan dengan konten Indonesia.

Raws Syndicate Indonesia bersyukur dapat berkolaborasi dengan banyak komunitas yang terlibat untuk mewujudkan keriaan dalam festival fotografi tahunan ini.

“Ini tidak sekadar tentang fotografi, tetapi tentang representasi identitas fotografi Indonesia melalui festival. Bandung Photography Month hadir untuk terus menjaga eksistensi fotografi Indonesia di percaturan festival-festival fotografi di kawasan Asia,” tutur Wahyu.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

%d blogger menyukai ini: