20 Tahun Bloods: Pameran Art Print dan Dokumenter Koil, Burgerkill, Jeruji

Melompati eksistensi selama 20 tahun, clothing brand asal Bandung, Bloods membuat pameran art print “2 Decades of Journey Screenprinted” dan menginisiasi film dokumenter “The Story of The Strength, Wisdom, Strive, and Persistence of Burgerkill, Koil, Jeruji.”

Bertempat di Co&Co Hub, Dipatiukur, Bandung, pameran digelar 21-22 Februari 2023, dan screening film ini ditayangkan terbatas pada 22 Februari 2023.

Film Dokumenter

Bloods merayakan dua dasawarsa dengan membuat tiga film dokumenter bagi band veteran Koil, Burgerkill, dan Jeruji. Tak hanya sebagai apresiasi terhadap karya dan inspirasi dari mereka, Bloods memandang keberadaan tiga band ini sebagai representasi dari sebuah proses dan perjalanan kultur kolektif.

Selain dipilih karena lebih dari dua dekade berkarya dan eksis hingga hari ini, tiga band yang Bloods hadirkan dalam tiga sesi video ini juga telah jauh berjalan melalui banyak tantangan, suka, duka, dengan darah, keringat dan air mata.

“Selayaknya kami yang banyak belajar dari pengalaman dua dekade yang telah lampau, kami berharap pula kita semua bisa melihat dan belajar dari apa yang telah dijalani oleh tiga band ini dalam perjalanan mereka,” kata Dodi, PR and Promotion Bloods.

Produksi film dokumenter tiga band ini ditangani oleh tiga production house berbeda, Ideas Creative, Extreme Moshpit TV, dan Studio Major Minus. Garapan hasil tiga production house papan atas ini menampilkan kualitas sinematik yang apik dengan pendekatan berbeda.

Suasana screening film dokumenter Koil, Burgerkill, Jeruji, di 20 Tahun Bloods, Bandung, 22 Februari 2023. Foto: Muhammad Fikry Mauludy/mikrofon.id.

Jeruji

Bloods memilih Jeruji karena mereka termasuk salah satu dari sedikit band generasi era Saparua yang masih bertahan dan masih aktif manggung dan menghasilkan karya. Dengan pergantian personel yang cukup signifikan dan intens, Jeruji membuktikan bahwa mereka dapat melalui badai dari beragam fase perjalanan mereka.

Bahkan ketika ditinggalkan beberapa personil kunci, dari Themfuck hingga Ginan. Dalam dokumenter singkat ini mereka pula memainkan tiga lagu dari album-album mereka, 5 personil Jeruji berbagi kisah suka dan duka, tantangan dan pencapaian dari dua dekade lebih eksistensi mereka.

Dari era sound punk skandinavian mentah zaman kompilasi Injak Balik hingga album terakhir 2018 mereka dengan sound hardcore lebih modern. Juga perihal visi dan mimpi juga rencana-rencana hari ini.

Suasana screening film dokumenter Koil, Burgerkill, Jeruji, di 20 Tahun Bloods, Bandung, 22 Februari 2023. Foto: Muhammad Fikry Mauludy/mikrofon.id.

Studio Major yang mengeksekusi film buat Jeruji ini mengambil latar di kompleks pergudangan tua Gudang Selatan, Bandung. Dengan durasi 41:57 menit, Jeruji mengawali dengan menarik sejarah terbentuknya band ini dari tempat nongkrong tenar di 90-an, PI, Bandung.

Fase produktifitas mereka dikisahkan lewat penuturan berbagai album yang diramaikan bongkar-pasang personel. Pergantian posisi di band ini yang mengubah wajah Jeruji berkali-kali, termasuk soal warna musik yang dimulai dari hardcore hingga sisipan metalcore.

Meski begitu, Jeruji tetap berupaya konsisten mengusung tema keresahan sosial, perlindungan terhadap kaum minoritas, hingga nilai solidaritas dan kemanusiaan.

Keintiman antarpersonel juga terasa saat kehilangan dua front-man mereka, Themfuck dan Ginan Koesmayadi. Rangga Lawe (vokal), Sani Harjasyah (drum), Hendy “Pengex” Hanafi (bas), Muhammad Irsyad Ridlwan (gitar), dan Andre Vinsensius (gitar), mengisahkan situasi itu.

Baca Juga :   Respons Perubahan Ciganitri Kiwari, Alfiyanto Tampilkan Literasi Tubuh
Suasana screening film dokumenter Burgerkill, Koil, Jeruji, di 20 Tahun Bloods, 22 Februari 2023. Foto: Bloods.

Mundurnya Themfuck pada 2015 membuat mereka berpikir Jeruji telah tamat. Nama Themfuck begitu melekat dengan Jeruji. Para personel merasa dinaungi keberuntungan saat Ginan bergabung menggantikan Themfuck.

Kehadiran Ginan bersama karakternya yang membumi, pengetahuan moncer, penguasaan narasi terutama di atas panggung lokal dan internasional yang mengagumkan dinilai melebihi ekspektasi para personel.

Namun, wafatnya Ginan pada 2018 menghantam Jeruji. Penuturan kisah dari para personel di video ini menyiratkan sosok yang nyaris nihil tergantikan.

Fase masuknya Rangga untuk mengambil alih mikrofon utama juga menjadi kerumitan lain. Rangga merasakan beban yang sesak dalam tugasnya menopang nama besar Themfuck dan Ginan.

Hingga Jeruji bertahan sampai kini berkat dorongan personel lain agar Rangga tetap maju, meski bukan menggantikan nama besar sebelumnya. Jeruji menegaskan keberlangsungan band karena ada puluhan orang yang bergantung hidup di belakang mereka.

Bloods-Jeruji

Director: Rykart Adrian

Scripwriter: Arrestabilla

Producer: Rykart Adrian

DOP: Kaurnia Pratama

Camera Operation: Muh Kautsyar

Sound Engineer: Ibrahim Adi

Editor: Muh Kautsyar

Gaffer: Ilham Mubarok

Production Unit: Ilham Mubarok.

Suasana screening film dokumenter Koil, Burgerkill, Jeruji, di 20 Tahun Bloods, Bandung, 22 Februari 2023. Foto: Muhammad Fikry Mauludy/mikrofon.id.

Koil

Extreme Moshpit TV kebagian menangani Koil sebagai sorotan film dokumenter mereka. Di samping wawancara eksklusif, tayangan ini menampilkan live session yang diselipkan banyak footage sejak era Saparua, formasi bersama Dea (Annabelle), hingga aksi panggung Koil eksklusif yang belum pernah mereka rilis sebelumnya, serta satu lagu baru yang belum mereka publikasikan.

Dengan segala kontroversi dan cerita-cerita aneh seputar mereka sejak awal, Koil tak bisa ditampik merupakan salah satu band pelopor di era menyeruaknya lingkar independen musik Bandung di pertengahan 90-an.

Aryo “Otong” Verdiantoro (gitar/vokal), Donny Antoro (gitar), Adam “Vladvamp” Joswara (bas/synthesizer), Leon Ray Legoh (drum), dikenal tak hanya karena terobosan-terobosan artistik, metode- metode produksi yang memaksimalkan segala keterbatasannya, namun juga karena begitu kuatnya karya-karya mereka menangkap semangat zaman, disadari atau tidak oleh mereka.

Selain memainkan empat lagu dari diskografi mereka, dalam film ini empat personil Koil bercerita tentang awal perjalanan mereka, dari hari-hari awal bagaimana Koil terbentuk, bergeliat di skena Bandung, menerobos distribusi nasional, masuk MTV dan melahirkan magnum opus “Blacklight”, masa-masa depresif, hingga rencana-rencana tertunda mereka termasuk album baru yang sedang mereka rampungkan.

Suasana screening film dokumenter Koil, Burgerkill, Jeruji, di 20 Tahun Bloods, Bandung, 22 Februari 2023. Foto: Muhammad Fikry Mauludy/mikrofon.id.

Berawal dari proses rekaman produksi rumahan. Saat masuk studio ternyata studio rekaman spesialis dangdut. Berlanjut pada 2001 di fase sakitnya Otong yang berimbas pada terhambatnya beberapa proses pembuatan album.

Doni mengatakan, mau seproduktif apapun para member soal lirik ujungnya di Otong. Sakit berlanjut pada 2007 saat Otong lumpuh selama 3.5 tahun, nyaris wafat, meski tiba-tiba sehat dan kembali menyelesaikan lagu dalam tempo singkat.

Otong juga menunjuk seseorang yang membuat Koil miskin di saat masa berjaya. “’Anggota yang misleuk. Mengganggu mereka (para personel) miskin, baru menikah, punya anak,  tingkat kehidupan naik, asalnya perekonomian bagus tinggal jadi orang kaya tiba-tiba nyusruk karena kebodohan. Kenapa orang segoblok ini ada di lingkungan kita? Buat kita survive dari miskin biar bisa jadi band lagi teh eta ripuh, euy’,” tutur Otong, dalam cuplikan wawancara video tersebut.

Baca Juga :   Drupadi Menggugat Kesewenangan Lelaki: Saatnya Hentikan Kekerasan pada Perempuan
Suasana screening film dokumenter Burgerkill, Koil, Jeruji, di 20 Tahun Bloods, 22 Februari 2023. Foto: Muhammad Fikry Mauludy/mikrofon.id.

Di sisi lain, film berdurasi 55:18 menit ini menayangkan betapa serunya tur Koil. Ada adegan saat di dalam bus yang disulap menjadi RV dengan membongkar kursi menjadi kasur. Potongan video juga memperlihatkan begitu ramahnya mereka meladeni sesi foto dan tanda tangan fans seusai manggung.

Di film ini disinggung soal kesanggupan produktifitas Koil di masa mendatang. Otong mengungkap pertimbangannya menghentikan karier Koil dan membuat musik lain, bisa jadi di band bentukan baru.

Bloods-Koil

Director: Indraboxy

Producer: Maggy May

Cameras: Ojolah, Aditya Muklis, Erwin

Sound Engineer: Ibrahim Adi

Edited by Indraboxy at Cinehouse

Gaffer: Erwin, Deje

Production Unit: Sudilsm, Omo

Footages courtesy of Indraboxy, Koil Official and Xonad Cerahati.

Suasana screening film dokumenter Koil, Burgerkill, Jeruji, di 20 Tahun Bloods, Bandung, 22 Februari 2023. Foto: Muhammad Fikry Mauludy/mikrofon.id.

Burgerkill

Sebagai bagian dari eksponen Ujungberung era 90-an, Burgerkill lahir dari arena hardcore Bandung yang melalui banyak fase. Dari era GOR Saparua hingga era gigs festival dan tur Eropa/Amerika, mereka menjalani banyak pengalaman dalam perjalanannya.

Begitu pula musik mereka, yang bertransformasi dari hardcore old school ke era metalcore yang kompleks. Di film ini empat personil yang bertahan bercerita soal pengalaman mereka bersama Burgerkill dengan fasenya masing-masing.

Bercerita soal perspektif, etos, pandangan personal dalam bermain musik, hingga hal-hal yang membuat mereka bertahan sejauh ini, termasuk kisah beririsan dengan almarhum Ivan Scumbag dan Eben, serta visi mereka ke depannya. Dilengkapi dengan beragam footage arsip dari beragam sumber, dan tentunya membawakan 4 lagu dalam intimate showcase yang diselenggarakan di AACC Bandung, November lampau.

Suasana screening film dokumenter Koil, Burgerkill, Jeruji, di 20 Tahun Bloods, Bandung, 22 Februari 2023. Foto: Muhammad Fikry Mauludy/mikrofon.id.

Agung mengungkapkan perjuangan Burgerkill di awal pengenalan karya mereka ke publik yang begitu banyak rintangan dan benturan. Di saat mulai merangkak naik, mereka kembali dihantam serangan akibat bergabung ke major label.

Kondisi member Burgerkill sempat drop. Energi kembali memuncak saat masa-masa persiapan rampungnya album Beyond Coma and Despair. Dalam fase yang diyakini sedang ideal itu, suasana kembali mendung menerima kenyataan Ivan Scumbag berpulang.

Butuh waktu untuk mengembalikan semangat. Hingga akhirnya mereka dipertemukan Vicky, pengisi vokal utama hasil audisi yang melibatkan para fans Burgerkill, Begundal.

Momen kepergian Eben di 2021 menjadi pemuncak duka Burgerkill. Diiringi dukungan penuh dari banyak kalangan, akhirnya Burgerkill dengan formasi Agung Hellfrog (gitar), Ramdan Agustiana (bas) Putra Pra Ramadhan (drum), dan Ronald Alexander (vokal) kembali memanaskan produktifitas ke studio dan panggung. Di video berdurasi 44:15 menit ini Putra juga memberi bocoran soal proyek terdekat Burgerkill.

Bloods-Burgerkill

Production House: Ideas Creative

Producer: Vendrie Openk

Director: Kevin Khoiro

DOP: Aditya Sadut

Cameramen 1: Gamal Abdul Naseer, Cameramen 2: Dadi Ardian, Cameramen 3: Ditho Sinaga

Baca Juga :   Modus: Air, Praktik Artistik Perupa Merespons Tirta

Unit: Aulia Uwa

Runner: Firman Otot, Achung

Editor: Gamal Abdul Naseer

BTS: Dhito Sinaga

Gaffer: Erwin & Team.

Selain wawancara eksklusif, ketiga produksi ini juga menampilkan live session dari masing-masing band di dalam filmnya. Penampilan maksimal para personel memberikan kepuasan lengkap saat film dokumenter ini bisa dinikmati, yang dikabarkan segera tayang di Youtube nanti.

Pameran art print 20 Tahun Bloods, 22 Februari 2023. Foto: Muhammad Fikry Mauludy/mikrofon.id.

Art Print

Selain membuat tribute bagi band lewat film, Bloods juga mengadakan pameran art print “2 Decades of Journey Screenprinted, ” di Ruang Segi Empat, Co&Co Hub, Dipatiukur, Bandung, 21-22 Februari 2023.

Lewat pameran seni cetak saring/sablon (screen-printing), Bloods menarasikan jatuh-bangun ini sejak dimulai 2002 melalui sederet karya art print.

Bloods membuat rangkaian art print dengan metoda screen-print yang merangkum perjalanan dua dekade Bloods dalam 11 panel karya yang dibuat oleh para pekerja yang selama ini membantu dalam produksi keseharian Bloods.

Lewat panel karya cetak ini, Bloods menceritakan tiga tahun pertama saat masih merupa “bedroom apparel,” memaknai kamar tidur sekaligus kantor. Dengan brand awal bernama Bloodsheedrain, mereka mulai memproduksi dengan kemampuan terbatas, dikerjakan sendirian, dengan dibantu rekan di kalangan konveksi yang juga masih seadanya.

Nama Bloods mulai dipopulerkan sejak 2006. Selepas itu, Bloods memperkuat jejaring dengan lingkar musik lokal, mensponsori acara musik independen, mendukung sejumlah band hingga komunitas skateboard.

Perluasan pasar diikuti penambahan varian produk hingga akhirnya memulai toko resmi pertama di Jln. Sultan Agung 25, Bandung, dan terus merambah ke sejumlah kota dan kabupaten.

Foto: Muhammad Fikry Mauludy/mikrofon.id.

Periode 2015-2022 menjadi tahun produktif Bloods untuk menggencarkan program aktivasi. Ada beragam event offline, produksi zine The Vein, label Bloods Records, atau event skateboard Bloods Skate Invasion.

Selepas 2018, muncul Bloods Kids khusus anak, Bloods ACTV untuk active wear/urban, pameran artwork Visual Strikes, hingga musik urban Reign In Beats.

PR and Promotion Bloods, Dodi menuturkan, pameran art print dan film screening ini merupakan rangkaian peringatan 20 tahun Bloods yang telah dimulai sejak 2022. Khusus film dokumenter, Bloods ingin menyuguhkan keterkaitan antara perkembangan clothing brand yang tidak bisa lepas dari peran ranah musik.

Bagi Bloods, kata Dodi, perayaan 20 tahun perjalanan mereka patut dirayakan bersama band dan orang-orang sekitar yang ikut berperan dalam membangun ekosistem kolektif di lingkup musik, terutama Kota Bandung.

“Kita tuh saling membutuhkan. Kalau jadi besar, kita tetap menjaga pertemanan. Band ini dipilih untuk merepresentasikan. Kita pun merasa 20 tahun ini enggak mudah. Buat kami, ini apresiasi kami buat teman-teman, yang memberikan inspirasi dari perjuangan. Mudah-mudahan kita bisa terus konsisten menjaga support system di sekitar kita,” ujar Dodi.

Galeri foto karya pameran bisa dilihat di mikrofon.id dengan akses melalui link berikut: Pameran Art Print 2 Decades of Journey Screenprinted.***

Posts created 399

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Begin typing your search term above and press enter to search. Press ESC to cancel.

Back To Top